Madrid Sudah Bersiap Ingin Mendapatkan Trofi ke-12
Real Madrid baru saja menambah koleksi gelar Liga Champions-nya menjadi sebelas. Namun Madrid sudah berpikir soal menjuarai kompetisi itu lagi. Madrid
tampil sebagai juara Liga Champions musim 2015/2016 dengan mengalahkan
Atletico Madrid di babak final. Partai puncak yang digelar di San Siro
akhir pekan lalu itu dimenangi Madrid lewat adu penalti setelah bermain
imbang 1-1 selama 120 menit.
Gelar tersebut makin menegaskan superioritas Madrid di kompetisi Eropa. Los Blancos sudah mengumpulkan 11 gelar Liga Champions, empat lebih banyak daripada AC Milan yang menjadi peraih gelar terbanyak kedua. Namun Madrid tak lantas berpuas diri. Merasa Liga Champions adalah DNA-nya, Los Merengues membidik gelar ke-12.
"Memenangi 11 piala kejuaraan Eropa itu tidak normal, tapi benar bahwa itu adalah kompetisi di mana Real Madrid merasa nyaman," ucap Presiden Madrid, Florentino Perez, kepada Marca.
Gelar tersebut makin menegaskan superioritas Madrid di kompetisi Eropa. Los Blancos sudah mengumpulkan 11 gelar Liga Champions, empat lebih banyak daripada AC Milan yang menjadi peraih gelar terbanyak kedua. Namun Madrid tak lantas berpuas diri. Merasa Liga Champions adalah DNA-nya, Los Merengues membidik gelar ke-12.
"Memenangi 11 piala kejuaraan Eropa itu tidak normal, tapi benar bahwa itu adalah kompetisi di mana Real Madrid merasa nyaman," ucap Presiden Madrid, Florentino Perez, kepada Marca.
Hanya butuh waktu lima bulan setelah diangkat sebagai pelatih, Zinedine Zidane
sudah memberikan trofi Liga Champions untuk Real Madrid. Zidane sejak awal
memang sudah menjanjikan kesuksesan. Zidane belum lama memegang
jabatan pelatih kepala Madrid. Pria berkebangsaan Prancis itu
dipromosikan ke posisi tersebut setelah Madrid memecat Rafael Benitez
pada 4 Januari 2016. Sebelumnya, dia cuma punya pengalaman sebagai
asisten pelatih di era Carlo Ancelotti dan menangani Real Madrid
Castilla.
Namun, di tangan Zidane, Madrid jauh membaik. Los Merengues mampu memepet Barcelona hingga pekan terakhir La Liga meski pada akhirnya harus puas menjadi runner-up. Polesan Zidane berbuah trofi di arena Liga Champions. Madrid yang dilatihnya tampil sebagai juara musim ini setelah mengalahkan Atletico Madrid pada laga final di San Siro, Milan, Minggu (29/5/2016) dinihari WIB. Madrid menang adu penalti 5-3 setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Bagi Madrid, gelar itu adalah gelar ke-11 mereka di ajang Piala Champions/Liga Champions. Los Merengues menjadi klub tersukses di ajang tersebut, jauh meninggalkan AC Milan yang baru tujuh kali juara. Sementara bagi Zidane sendiri, gelar Liga Champions musim ini adalah gelar Liga Champions ketiga bersama Madrid. Sebelumnya, dia pernah juara sebagai pemain (2001/2002) dan asisten pelatih (2013/2014).
"Elemen kuncinya adalah Zidane. Dia telah mengubah sejarah Real Madrid. Sejak 2001 dia telah menciptakan cara untuk memahami sepakbola yang membantu kami memenangi trofi-trofi Liga Champions ini," ujar Presiden Madrid, Florentino Perez, di Soccerway.
Perez menambahkan, Zidane sudah menjanjikan gelar kepadanya saat dipercaya untuk menggantikan Benitez pada bulan Januari silam.
"Ketika saya bicara dengannya pada Januari lalu, dia bilang ke saya bahwa dia siap bekerja dan dia mengenal Real Madrid serta ruang gantinya dengan sangat baik," ujar Perez.
"Dia bilang ke saya: 'Jangan khawatir, presiden. Kita akan memenangi sesuatu. Saya yakin'," katanya.
Namun, di tangan Zidane, Madrid jauh membaik. Los Merengues mampu memepet Barcelona hingga pekan terakhir La Liga meski pada akhirnya harus puas menjadi runner-up. Polesan Zidane berbuah trofi di arena Liga Champions. Madrid yang dilatihnya tampil sebagai juara musim ini setelah mengalahkan Atletico Madrid pada laga final di San Siro, Milan, Minggu (29/5/2016) dinihari WIB. Madrid menang adu penalti 5-3 setelah kedua tim bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Bagi Madrid, gelar itu adalah gelar ke-11 mereka di ajang Piala Champions/Liga Champions. Los Merengues menjadi klub tersukses di ajang tersebut, jauh meninggalkan AC Milan yang baru tujuh kali juara. Sementara bagi Zidane sendiri, gelar Liga Champions musim ini adalah gelar Liga Champions ketiga bersama Madrid. Sebelumnya, dia pernah juara sebagai pemain (2001/2002) dan asisten pelatih (2013/2014).
"Elemen kuncinya adalah Zidane. Dia telah mengubah sejarah Real Madrid. Sejak 2001 dia telah menciptakan cara untuk memahami sepakbola yang membantu kami memenangi trofi-trofi Liga Champions ini," ujar Presiden Madrid, Florentino Perez, di Soccerway.
Perez menambahkan, Zidane sudah menjanjikan gelar kepadanya saat dipercaya untuk menggantikan Benitez pada bulan Januari silam.
"Ketika saya bicara dengannya pada Januari lalu, dia bilang ke saya bahwa dia siap bekerja dan dia mengenal Real Madrid serta ruang gantinya dengan sangat baik," ujar Perez.
"Dia bilang ke saya: 'Jangan khawatir, presiden. Kita akan memenangi sesuatu. Saya yakin'," katanya.
"Kami membawanya dalam
DNA kami. Kepuasan tidak ada dalam sifat Real Madrid dan sekarang kami
berpikir untuk gelar nomor 12," lanjut Perez.
"Kami punya fans yang hebat dan bergairah tapi juga sangat menuntut. Para pemain merasakan tuntutan itu dan termotivasi," katanya.
"Kami punya fans yang hebat dan bergairah tapi juga sangat menuntut. Para pemain merasakan tuntutan itu dan termotivasi," katanya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon